Sabtu, 23 Maret 2013

Ekonomi yang berlandaskan Islam


Muhammad Najatullah Siddiqi

This paper describes the economy which is based on Islam. The beginning of the process of Islamization began thinking economists are aware of Islam or of Muslims who cares, who is also an economist. They realize that Islam-related share of the economy. This realization is not just based on what the Qur'an specify the economic problem: it is no exaggeration, spend treasures in Allah's way, the prohibition of bank interest, etc.. However, it was also confirmed as the Quran describes about how to live a good and acceptable behavior in society, and shy away from the way of life of poor and deviant behavior. Later economists realize Muslims are invited to learn about motivation, behavior, institutional arrangements, and policies. Their analysis is objective, but the point of view related to the moral and social issues are not lost.

The process of Islamization have created behavioral and institutional arrangements resulting from the Islamic nature of the individual and institutional levels. Actual behavior patterns and institutional arrangements are more relevant to Islam than the modern economy. New equipment is being designed to analyze the Islamic economy and to help achieve the objectives of Islamic economic policies. It would be useful to provide a report on what has been achieved to date. So now we are going to question on how to carry this further Islamization efforts.

Patokan-patokan dalam Berperilaku dan Kelembagaan 

Ahli ekonomi islam telah mencatat beberapa karakteristik perilaku yang spesifik kepada individu Islam yang patut diperhatikan, utamanya yaitu pelaku kegiatan ekonomi peduli terhadap sesama dan melaksanakan tujuan sosial dalam semua aktivitas ekonomi. Tujuan sosial yang harus disadari dan dilakukan oleh pelaku ekonomi adalah kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi oleh semua kalangan masyarakat, terjadinya keseimbangan dan pemerataan pembagian untuk pendapatan dan kekayaan,terbentuknya stabilitas dan pengembangan ekonomi. Setiap individu berusaha agar tidak berlebih-lebihan dan bergaya hidup mewah, sehingga diharapkan dapat tumbuh kepedulian terhadap sesama.

Ahli ekonomi juga  telah mengidentifikasi susunan kelembagaan  yang unik yang merupakan bagian dari sistem islam yaitu penggantian bunga dengan bagi hasil, pembuatan uang melalui proses investasi, institusi sosial yang terutama milik negara dapat memegang peran aktif dalam proses ekonomi, zakat yang berperan sebagai instrumen efektif untuk mentransfer sumber daya dari yang kaya ke yang miskin, dan pendapatan minimum dipastikan untuk semua anggota masyarakat. Semua itu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan sosial, yang juga sebagaimana telah diperintahkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

Alat dan Instrumen

Kita memiliki model makro konsumsi, penentuan pendapatan, dan pembagian pendapatan berkaitan dengan peduli sesama dengan berbagai fungsi yang masih bisa dimaksimalkan. Zakat dan bagi hasil mempengaruhi keputusan untuk menabung dan berinvestasi, permintaan akan uang, dan pendistribusian pendapatan. Jaminan atas tingkat pendapatan minimun dan tidak berlebih-lebihan telah dikaitkan ke dalam model makro dari ekonomi. Selain itu adanya penelitian mengenai kebijakan moneter dan fiskal berkaitan dengan instrumen baru untuk mengontrol dan merupakan cara baru untuk mentransfer sumber daya dari yang kaya ke yang miskin. Pada level mikro ekonomi, keberagaman tujuan produsen sedang ditelusuri dengan tujuan untuk menemukan apa yang terjadi, perusahaan tidak hanya peduli terhadap keuntungan, namun juga peduli untuk menciptakan dan menjaga kesempatan kerja agar tetap ada, dan memastikan persediaan yang cukup akan barang dan jasa.

Drawing Upon the Legacy

Perkembangan fiqih oleh ahli ekonomi profesional ternyata sangat produktif . Salah satu contohnya adalah peng-klasifikasi-an dari faktor-faktor produksi tentang bagaimana pekerja diberi upah berdasarkan hukum islam, apakah mereka dibayar gaji berdasarkan kontrak kerja atau apakah mereka diberikan bagi hasil keuntungan, yang kemudian ikut juga menanggung kerugian.

Perkembangan lainnya juga turut berkontribusi dalam mengislamkan ekonomi. Lusinan tesis ditulis dengan subjek yang berkaitan dengan ekonomi islam. Subjek yang populer adalah perbankan islam (syariah). Pengajaran ekonomi islam di beberapa fakultas Syari’ah pada tingkatan sarjana maupun master juga membuat para mahasiswa dan dosen menjadi lebih dekat untuk mendapatkan keahlian di bidang Syari’ah dan Ekonomi. Dibeberapa negara Muslim telah menerapkan pengumpulan dan pengeluaran zakat, dan peniadaan bunga. Hal ini menunjukkan bahwa islam sangat relevan untuk ekonomi. Tetapi perlu diketahui juga, salah satu persoalan  yang semua negara muslim hadapai adalah pengembangan ekonomi.

Program untuk Masa Depan

Kebutuhan untuk mempelajari perilaku ekonomi islam turut mengadopsi pendekatan multidisiplin. Anggapannya, bahwa hal yang mendasar bagi ekonomi islam yaitu orang-orang peduli terhadap sesama, sehingga tidak termotivasi hanya karena keuntungan pribadi. Inilah yang membedakan ekonomi islam dengan ekonomi barat.

Pembelajaran Empiris

Pembelajaran empiris terhadap efek pengumpulan dan pengeluaran zakat, serta peniadaan bunga sudah dilakukan diberbagai negara. Hipotesis yang berkaitan dengan hal tersebut, dalam berbagai literatur perlu diadakan percobaan. Kemungkinan dari pembelajaran empiris menggaris bawahi kebutuhan akan adanya hipotesis yang lebih fokus dan lebih spesifik.

Interaksi dengan Ilmuwan Syari’ah dan Ahli Ekonomi

Progress lebih lanjut ekonomi islam membutuhkan kerjasama yang lebih dekat antara ahli ekonomi islam dan ilmuwan syari’ah. Jalan dimana seorang faqih (ahli fiqih) bisa mencapai bidang hukum dan jalan dimana seorang ahli ekonomi juga melakukannya memiliki banyak kesamaan. 

Konsep ekonomi islam bersifat universal sehingga tidak hanya ditujukan untuk negara-negara muslim. Interaksi dengan profesi para ahli ekonomi dibutuhkan untuk memastikan kepastian dalam analisis dan kesesuaiannya dengan situasi ekonomi internasional. Ahli ekonomi profesional mengapresiasi para ahli ekonomi islam yang mencoba untuk memastikan melalui pertimbangan akal sehat dan bimbingan ilahi.

Merealisasikan Ide-ide

Ahli ekonomi islam belakangan ini telah menarik minat dari beberapa pemimpin negara Muslim yang menginginkan nasihat dalam strategi pengembangan, manajemen finansial, dan program kesejahteraan. Ahli ekonomi islam perlu membuat analisis mereka sendiri terhadap kondisi yang ada di negara-negara dimana mereka beroperasi sebelum mereka bisa menerjemahkan model perbankan dan keuangan mereka, kebijakan fiskal dan distribusi, menjadi program yang beroperasi di negara tertentu. Sejauh ini, hal itu belum menjadi poin yang kuat dalam ekonomi islam.

Program Pengajaran

Ruang kelas dan ruangan fakultas telah menjadi tempat lahirnya berbagai disiplin ilmu akademis, namun ekonomi Islam belum menemukan tempat di wilayah ini (Walaupun dibeberapa negara telah ada). Namun, tidak adanya materi pengajaran yang sesuai dan sulitnya untuk mendapatkan akses ke apa yang telah ada sungguh membuat frustasi.

Kesimpulan

Faktor penting dalam mengimplementasikan program ini adalah kepemimpinan dan organisasi.
 
Pendapat

Menurut pendapat saya, Ekonomi yang berlandaskan Islam sangat perlu dikembangkan dan diterapkan di berbagai negara baik negara muslim maupun nonmuslim. Karena ekonomi dalam islam telah diatur dalam Al-Qur’an dan Sunnah, sebagaimana kita tahu bahwa Al-Qur’an dan Sunnah merupakan sebaik-baiknya tuntunan.

Tujuan ekonomi islam yang sangat menjunjung tinggi kesejahteraan sosial, menjadi pembeda dengan tujuan ekonomi barat yang termotivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Islam tidak melarang umatnya untuk mencari harta kekayaan dunia, namun perlu diingat islam memiliki prinsip kepedulian dan keadilan. Contohnya perintah untuk bershadaqoh dan zakat merupakan salah satu cara untuk mendistribusikan pendapatan. Selain itu, hal ini dapat meningkatkan rasa kepedulian antar sesama dan tercapainya sebuah keadilan. Umat muslim pun percaya bahwa segala kebaikan yang telah dilakukan, pasti Allah SWT akan membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Dalam perkembangannya, di Indonesia telah menjamur bank-bank syariah dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan telah ada program studi yang khusus membahas Perbankan Syariah di berbagai universitas.



Irma Yunita
1112093000027
Sistem Informasi/2A
UIN Syarif Hidayatullah jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar