Muhammad Najatullah Siddiqi
This paper describes the economy which
is based on Islam. The beginning
of the process of Islamization began thinking
economists are aware of Islam or of Muslims who cares,
who is also an economist.
They realize that Islam-related share of the economy. This
realization is not just based on what the
Qur'an specify the economic problem: it is no exaggeration,
spend treasures in
Allah's way, the prohibition of bank
interest, etc.. However, it was
also confirmed as
the Quran describes about how to live a
good and acceptable behavior
in society, and shy
away from the way of life of poor
and deviant behavior. Later economists realize
Muslims are invited to learn about motivation,
behavior, institutional arrangements, and
policies. Their analysis is
objective, but the point of view
related to the moral and social issues are not
lost.
The process of Islamization have created behavioral and institutional arrangements
resulting from the Islamic nature of the individual
and institutional levels. Actual behavior patterns and institutional
arrangements are more relevant to
Islam than the modern
economy. New equipment is being designed to
analyze the Islamic economy
and to help achieve
the objectives of Islamic economic
policies. It would be useful
to provide a report on what has been achieved to date. So now we are going to question on how to carry this further
Islamization efforts.
Patokan-patokan
dalam Berperilaku dan Kelembagaan
Ahli ekonomi islam telah mencatat beberapa karakteristik
perilaku yang spesifik kepada individu Islam yang patut diperhatikan, utamanya
yaitu pelaku kegiatan ekonomi peduli terhadap sesama dan melaksanakan tujuan sosial
dalam semua aktivitas ekonomi. Tujuan sosial yang harus disadari dan dilakukan oleh pelaku ekonomi adalah kebutuhan
dasar manusia dapat terpenuhi oleh semua kalangan masyarakat, terjadinya
keseimbangan dan pemerataan pembagian untuk pendapatan dan
kekayaan,terbentuknya stabilitas dan pengembangan ekonomi. Setiap individu
berusaha agar tidak berlebih-lebihan dan bergaya hidup mewah, sehingga
diharapkan dapat tumbuh kepedulian terhadap sesama.
Ahli ekonomi
juga telah mengidentifikasi susunan
kelembagaan yang unik yang merupakan
bagian dari sistem islam yaitu penggantian bunga dengan bagi hasil, pembuatan
uang melalui proses investasi, institusi sosial yang terutama milik negara
dapat memegang peran aktif dalam proses ekonomi, zakat yang berperan sebagai instrumen efektif untuk
mentransfer sumber daya dari yang kaya ke yang miskin, dan pendapatan minimum
dipastikan untuk semua anggota masyarakat. Semua itu dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan sosial, yang juga sebagaimana telah diperintahkan dalam
Al-Qur’an dan Sunnah.
Alat dan
Instrumen
Kita memiliki
model makro konsumsi, penentuan pendapatan, dan pembagian pendapatan berkaitan
dengan peduli sesama dengan berbagai fungsi yang masih bisa dimaksimalkan. Zakat
dan bagi hasil mempengaruhi keputusan untuk menabung dan berinvestasi,
permintaan akan uang, dan pendistribusian pendapatan. Jaminan atas tingkat
pendapatan minimun dan tidak berlebih-lebihan telah dikaitkan ke dalam model
makro dari ekonomi. Selain itu adanya penelitian mengenai kebijakan moneter dan
fiskal berkaitan dengan instrumen baru untuk mengontrol dan merupakan cara baru
untuk mentransfer sumber daya dari yang kaya ke yang miskin. Pada level mikro
ekonomi, keberagaman tujuan produsen sedang ditelusuri dengan tujuan untuk
menemukan apa yang terjadi, perusahaan tidak hanya peduli terhadap keuntungan,
namun juga peduli untuk menciptakan dan menjaga kesempatan kerja agar tetap
ada, dan memastikan persediaan yang cukup akan barang dan jasa.
Drawing Upon
the Legacy
Perkembangan
fiqih oleh ahli ekonomi profesional ternyata sangat produktif . Salah satu
contohnya adalah peng-klasifikasi-an dari faktor-faktor produksi tentang
bagaimana pekerja diberi upah berdasarkan hukum islam, apakah mereka dibayar gaji
berdasarkan kontrak kerja atau apakah mereka diberikan bagi hasil keuntungan,
yang kemudian ikut juga menanggung kerugian.
Perkembangan
lainnya juga turut berkontribusi dalam mengislamkan ekonomi. Lusinan tesis
ditulis dengan subjek yang berkaitan dengan ekonomi islam. Subjek yang populer
adalah perbankan islam (syariah). Pengajaran ekonomi islam di beberapa fakultas
Syari’ah pada tingkatan sarjana maupun master juga membuat para mahasiswa dan
dosen menjadi lebih dekat untuk mendapatkan keahlian di bidang Syari’ah dan
Ekonomi. Dibeberapa negara Muslim telah menerapkan pengumpulan dan pengeluaran
zakat, dan peniadaan bunga. Hal ini menunjukkan bahwa islam sangat relevan
untuk ekonomi. Tetapi perlu diketahui juga, salah satu persoalan yang semua negara muslim hadapai adalah
pengembangan ekonomi.
Program untuk
Masa Depan
Kebutuhan untuk
mempelajari perilaku ekonomi islam turut mengadopsi pendekatan multidisiplin.
Anggapannya, bahwa hal yang mendasar bagi ekonomi islam yaitu orang-orang
peduli terhadap sesama, sehingga tidak termotivasi hanya karena keuntungan
pribadi. Inilah yang membedakan ekonomi islam dengan ekonomi barat.
Pembelajaran
Empiris
Pembelajaran
empiris terhadap efek pengumpulan dan pengeluaran zakat, serta peniadaan bunga
sudah dilakukan diberbagai negara. Hipotesis yang berkaitan dengan hal tersebut,
dalam berbagai literatur perlu diadakan percobaan. Kemungkinan dari
pembelajaran empiris menggaris bawahi kebutuhan akan adanya hipotesis yang
lebih fokus dan lebih spesifik.
Interaksi
dengan Ilmuwan Syari’ah dan Ahli Ekonomi
Progress lebih
lanjut ekonomi islam membutuhkan kerjasama yang lebih dekat antara ahli ekonomi
islam dan ilmuwan syari’ah. Jalan dimana seorang faqih (ahli fiqih) bisa
mencapai bidang hukum dan jalan dimana seorang ahli ekonomi juga melakukannya
memiliki banyak kesamaan.
Konsep ekonomi
islam bersifat universal sehingga tidak hanya ditujukan untuk negara-negara
muslim. Interaksi dengan profesi para ahli ekonomi dibutuhkan untuk memastikan
kepastian dalam analisis dan kesesuaiannya dengan situasi ekonomi
internasional. Ahli ekonomi profesional mengapresiasi para ahli ekonomi islam
yang mencoba untuk memastikan melalui pertimbangan akal sehat dan bimbingan
ilahi.
Merealisasikan
Ide-ide
Ahli ekonomi
islam belakangan ini telah menarik minat dari beberapa pemimpin negara Muslim
yang menginginkan nasihat dalam strategi pengembangan, manajemen finansial, dan
program kesejahteraan. Ahli ekonomi islam perlu membuat analisis mereka sendiri
terhadap kondisi yang ada di negara-negara dimana mereka beroperasi sebelum
mereka bisa menerjemahkan model perbankan dan keuangan mereka, kebijakan fiskal
dan distribusi, menjadi program yang beroperasi di negara tertentu. Sejauh ini, hal itu belum menjadi poin
yang kuat dalam ekonomi islam.
Program
Pengajaran
Ruang kelas dan
ruangan fakultas telah menjadi tempat lahirnya berbagai disiplin ilmu akademis,
namun ekonomi Islam belum menemukan tempat di wilayah ini (Walaupun dibeberapa
negara telah ada). Namun, tidak adanya materi pengajaran yang sesuai dan
sulitnya untuk mendapatkan akses ke apa yang telah ada sungguh membuat
frustasi.
Kesimpulan
Faktor penting
dalam mengimplementasikan program ini adalah kepemimpinan dan organisasi.
Pendapat
Menurut pendapat saya, Ekonomi yang berlandaskan Islam
sangat perlu dikembangkan dan diterapkan di berbagai negara baik negara muslim
maupun nonmuslim. Karena ekonomi dalam islam telah diatur dalam Al-Qur’an dan
Sunnah, sebagaimana kita tahu bahwa Al-Qur’an dan Sunnah merupakan
sebaik-baiknya tuntunan.
Tujuan ekonomi islam yang sangat menjunjung tinggi
kesejahteraan sosial, menjadi pembeda dengan tujuan ekonomi barat yang
termotivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Islam tidak
melarang umatnya untuk mencari harta kekayaan dunia, namun perlu diingat islam
memiliki prinsip kepedulian dan keadilan. Contohnya perintah untuk bershadaqoh
dan zakat merupakan salah satu cara untuk mendistribusikan pendapatan. Selain itu,
hal ini dapat meningkatkan rasa kepedulian antar sesama dan tercapainya sebuah
keadilan. Umat muslim pun percaya bahwa segala kebaikan yang telah dilakukan,
pasti Allah SWT akan membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Dalam perkembangannya, di Indonesia telah menjamur bank-bank
syariah dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan telah ada program
studi yang khusus membahas Perbankan Syariah di berbagai universitas.
Irma Yunita
1112093000027
Sistem Informasi/2A
UIN Syarif Hidayatullah jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar